Ketua Karang Taruna Wadas Meminta Satgas Covid – 19 Tindak Tegas PT Fucita Indonesia Yang Ngeyel

Photo : Ketua Karang Taruna Pendawa Putra Desa Wadas, Bahtiar SPY
Dibaca : 309

BINews || Jabar – Karawang,- Menjadi zona merah berturut – turut, dan diakhir bulan Juni 2021, Karawang menduduki peringkat pertama penyebaran Corona Virus Deseas 2019 (COVID – 19) dengan jumlah penambahan positif terbanyak dari 10 Kabupaten dan Kota di Jawa Barat (Jabar) yang berkategori zona merah.

 

Selain virus corona varian delta ini lebih cepat penularannya,l Karawang sebagai Kabupaten penyangga Ibu Kota Negara sulit untuk membendung keluar masuknya orang dari luar daerah. Karawang juga sebagai daerah yang memiliki kawasan industri terbesar di Asia Tenggara. Sehingga industri juga beberapa kali menjadi peyumbang klaster Covid – 19.

Satuan Tugas (Satgas) Covid – 19 Kabupaten Karawang yang dipimpin langsung oleh Bupati, sudah beberapa kali melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) ke beberapa pabrik yang diketahui lalai dalam penerapan Protokol Kesehatan (Prokes) dilingkungan perusahaannya dan terlambat, bahkan tidak sama sekali melaporkan adanya klaster dilingkungan pabriknya ke Satgas Covid – 19 Desa atau Kelurahan dan Kecamatan.

 

Hal itu juga sempat membuat Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Karawang membuat agenda akan merekomendasikan Izin operasional dan mobilitas (IOM) puluhan perusahaan dicabut.

 

Kepala Disperindag Karawang Ahmad Suroto mengatakan, pencabutan izin direkomendasikan lantaran 10 perusahaan tersebut memiliki kasus Covid – 19 di pabrik mereka dan banyak perusahaan di Karawang yang menutupi data Covid – 19 di pabriknya. Hal ini disinyalir menjadi salah satu penyebab kasus Covid – 19 di Karawang tinggi.

 

Sebelumnya Kepala Dusun (Kadus) Ciherang, Desa Wadas, Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang. Haerani sempat menyesalkan salah satu perusahaan yang berada di Karawang International Industrial City (KIIC), yaitu PT. Fujita Indonesia yang tidak melaporkan puluhan karyawannya yang positif Covid – 19 ke Satgas Desa.

 

Photo : Ketua Karang Taruna Pendawa Putra Desa Wadas, Bahtiar SPY

Senada dengan Kadus Ciherang, Ketua Karang Taruna Pendawa Putra Desa Wadas, Bahtiar SPY menyesalkan sikap PT. Fujita Indonesia yang tidak melaporkan karyawannya yang terpapar dan positif virus corona ke Satgas Covid – 19 Desa Wadas.

 

Diungkapkannya, “Saya mengetahui 85 karyawan PT. Fujita Indonesia yang positif plus satu orang PIC Manager (HR Manager) setelah menerima surat balasan audiensi pada tanggal 24 Juni 2021. Jika tidak ada surat dari Karang Taruna Pendawa Putra Desa Wadas, mungkin tidak akan diketahui puluhan karyawan PT. Fujita Indonesia positif Covid – 19,”

 

“Bahkan pada tanggal 30 Juni 2021, kami mendapat kabar, ada penambahan lagi jumlah karyawannya yang positif, lebih kurang ada 100 orang. Ini tidak bisa dibiarkan, karena sebanyak itu jumlah yang terpapar, pastinya menyebar dibeberapa Kecamatan, Desa dan Kelurahan, yang perlu dipikirkan perihal penyebarannya ini. Namanya manusia, tentu melakukan interaksi bukan hanya dilingkungan perusahaan saja,” Jelas Bahtiar, Kamis (1/07/2021).

 

Ditegaskannya, “Pantas saja kalau penambahan jumlah positif di Karawang terus meningkat setiap waktunya. Ternyata masih ada perusahaan yang tidak patuh terhadap arahan Pemerintah. Padahal, dalam Surat Edaran Menteri Perindustrian Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan operasional pabrik dalam masa kedaruratan kesehatan masyarakat Coronavirus Disease 2019 dan Surat Edaran Bupati Karawang, dengan tegas disebutkan, perusahaan wajib melapor jika ada pekerja yang terpapar maupun dalam penanganan,”

 

“Kami meminta kepada Satgas Covid – 19 Kabupaten Karawang, agar dapat segera bertindak tegas terhadap perusahaan yang ngeyel seperti itu. Untuk lingkungan kami di Desa Wadas saja, peningkatan jumlah masyarakat yang positif terus bertambah, bahkan angka kematian pun terus meningkat. Sehingga hal seperti ini selain membuat kekhawatiran dimasyarakat, Pemerintah Desa (Pemdes) Wadas juga sangat direpotkan. Baik dalam melakukan tracking mau pun dalam hal penanganan,” Pungkasnya. (Riandi & rekan)