BINEWS II Kabupaten Bangka — Arsari Tambang PT Mitra Stania Prima (MSP) berkomitmen untuk terus menghijaukan (reboisasi) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sebagai bagian dari perusahaan pertambangan yang memiliki integritas terpercaya di kancah nasional maupun internasional, PT MSP menjadikan program pelestarian lingkungan sebagai prioritas di masa depan.
Hal ini berkorelasi langsung dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang ingin terus memantapkan sistem pertahanan keamanan negara maupun mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, serta ekonomi hijau, dan ekonomi biru.
Direktur PT MSP, Harwendro Adityo Dewanto, mengatakan Arsari Tambang sejak awal kokoh pendirian soal pelestarian lingkungan. Bagi perusahaan, menjaga lingkungan merupakan keharusan jangka panjang yang telah digulirkan sejak awal berjalannya operasional perusahaan demi keberlanjutan.
Bersama Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Baturusa Cerucuk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, PT MSP telah menjadi ujung tombak penanaman pohon serentak se Indonesia dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Desa Mapur Riau Silip Kabupaten Bangka, Selasa (14/1/2025) Pagi.
“Ini merupakan suatu kebanggaan buat kita bisa berpartisipasi dan terus men-support pemerintah dalam hal-hal yang positif (penanaman pohon),” kata Harwendro.
Menurutnya, PT MSP secara berkelanjutan telah menghijaukan kembali lahan eks pertambangan. Terbukti pada tahun lalu, 27 hektar DAS di Desa Kerakas Kabupaten Bangka Tengah sudah berhasil ditanami pohon berbagai jenis seperti jambu mete, kayu putih dan cemara. Lokasi ini pun telah diserahterimakan kepada KLHK dan secara simbolis yang diterima langsung Menteri Kehutanan RI.
Rencananya, Arsari Tambang PT MSP akan meluaskan kawasan penanaman pohon. Tidak hanya wilayah di Kabupaten Bangka, melainkan di Kabupaten Bangka Tengah, dan Bangka Selatan. Setidaknya ada sekitar 709 hektar yang akan menjadi kawasan hijau atau rehab DAS di masa depan.
Angka ini terdiri dari 366 hektar di kawasan operasional PT Mitra Stania Kemingking (MSK) dan 343 hektar lainnya di wilayah operasional PT Mitra Stania Bemban (MSB).
“Ke depan ada 709 hektar (bakal ditanami pohon). Dan sudah kita rintis. Nanti setelah selesai akan diserahkan ke KLHK,” terang Harwendro.
Harwendro, mengajak berbagai elemen untuk dapat berkolaborasi dan bersinergi membangun daerah dengan berkomitmen menjaga lingkungan. PT MSP ingin menjadi motor penggerak lingkungan yang dapat diharapkan maupun dicontoh para pelaku usaha pertambangan lainnya. Apalagi, isu lingkungan menjadi isu nasional yang harus menjadi tanggung jawab bersama.
“Mudah-mudahan yang nambang-nambang ini sadar, kalau sudah direklamasi jangan dirusak lagi. Kita ingin Bangka Belitung kembali hijau, itu harapan kita. Jadi mari menjaga lingkungan,” papar Harwendro
Sementara itu,.koordinator Wilayah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kehutanan Provinsi Bangka Belitung Muchtar Efendi, mengatakan kegiatan ini dilaksanakan serentak se Indonesia. Acara itu dipusatkan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dipimpin Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni.
Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dipusatkan di Desa Mapur,.Kecamatan Riau Silip, Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bersama dengan Arsari Tambang PT MSP. BPDAS mengapresiasi PT MSP telah secara berkelanjutan dan konsisten menjaga lingkungan alam dengan melakukan penanaman pohon.
“Ini jadi peluncuran atau _kick off_-nya Arsari Tambang untuk konsisten menjaga lingkungan alam. Dan tidak hanya di sini melainkan juga di Bangka Tengah dan Bangka Selatan. Harapannya kegiatan ini tidak menjadi seremonial belaka tetapi konsisten dan bisa diikuti pelaku usaha pertambangan lainnya,” tukas Muchtar. (*)