BINEWS II Kabupaten Bangka – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Bangka direncanakan akan membayar insentif para Guru-guru Taman Kanak-kanak (TK) serta Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Taman Pendidikan Al qur’an (TPA) dan Madrasah Diniyah Negeri (MADIN) dan swasta yang ada di Kabupaten Bangka.
Infomasi tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Bangka, Rozali Romkad, saat dikonfirmasi diruang kerjanya, Rabu (30/10). Siang.
Menurutnya, pada tahun 2024 ini pihaknya akan membayar insentif para guru TK dan PAUD, TPA/TPQ serta MADIN, baik negeri maupun swasta yang berada di Kabupaten Bangka. Dana yang digunakan membayar insentif tersebut, berasal dari dana Spesifik Green, Pemerintah pusat.
“Kalau untuk dana APBD kita jelas tidak kita tidak akan mampu, dan untuk anggarannya memang tidak tersedia. Kemarin kami juga sudah rapat dengan komisi I DPRD Bangka, dan kami komunikasikan dengan beberapa bidang kita, dan kita pastikan bahwa bulan Desember 2024 nanti, insentif tesebut akan kita cairkan,” terang Rozali.
Rozali menjelaskan, dari jumlah para guru TK/PAUD dan TPA/TPQ serta MADIN itupun berjumlah kurang lebih sekitar 2.233 orang. Tersebar di seluruh lembaga,.pesantren dan sekolah yang ada di Kabupaten Bangka.
“Jadi memang berdasarkan perhitungan tim di dinas kita ada sekitar 2.233 orang yang akan menerima insentif ini. Adapun nilai nominal yang akan diterima setiap guru kita sebesar Rp 250.000 ribu/orang di kalikan 12 bulan menjadi Rp 3.000.000 untuk setahun,” ungkapnya.
Rozali menambahkan, Pemerintah daerah Kabupaten Bangka dalam hal ini Dindikpora sangat perhatian dan sangat peduli dengan nasib para Guru-guru ini. Apalagi melihat kondisi saat ini, dengan adanya penurunan daya beli masyarakat yang semakin turun. Tapi apalah daya, kemampuan yang dimiliki oleh Dindikpora dalam hal keuangan tidak memadai saat ini, akibat terjadinya defisit hampir seluruh wilayah di Indonesia.
“Kami sangat peduli dengan keadaan para guru-guru kita ini. Kami sangat perhatian dengan apa yang dirasakan oleh guru-guru kita ini. Bukan kami menghambat insentif atau sengaja tidak membayarkan insentif mereka-mereka ini, akan tetapi apalah daya kami saat ini. Dengan situasi dan kondisi keuangan kita yang tidak memadai untuk melakukan pembayaran dengan terjadinya defisit anggaran yang terjadi hampir semua tempat di Indonesia,” tukasnya. (AMN)