BINews || Jabar – Karawang,- Warga Desa Wadas, Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang, Jawa Barat sebagai terdampak langsung banjir dan longsor dari Kali Kalapa selama bertahun – tahun lamanya baru mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang. Start awal normalisasi sebagai penanganan dari kedangkalan sungai sudah mulai dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Karawang. Rabu, 21 Aptil 2021.
Tetapi jumlah anggaran yang digelontorkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tidak dapat mengcover semua kebutuhan penanganan dampak Kali Kalapa. Sebagaimana yang diminta oleh Pemkab Karawang, diperlukan adanya partisipasi dari semua kawasan industri yang mengalirkan air ke Kali Kalapa.
Hanya saja yang sangat disayangkan, harapan masyarakat terdampak sampai saat baru sebatas penantian yang belum pasti? Meskipun rapat sudah berulang kali dilakukan. Namun belum ada realisasi dari kawasan industri, dari sekian banyak, diantaranya adalah KIIC, Sedana Golf, KJIE dan Pertiwi Lestari. Baru KIIC saja yang sudah nampak terlihat akan action. Berdasarkan pantauan dilapangan, alat berat untuk melakukan normalisasi dari KIIC sudah berada dilokasi Perum Karaba.
Atas dasar belum adanya kepastian tersebut, Forum Lembaga Desa dan Masyarakat Wadas sudah melayangkan surat pemberitahuan aksi unjuk rasa yang akan dilaksanakan pada hari Kamis, 22 Apri 2021 mendatang yang ditanda tangani oleh Hairani.
Dalam statementnya, Hairani mengatakan, bahwa ini merupakan titik kulminasi masyarakat Desa Wadas yang sudah merasa kebingungan akan dampak Kali Kalapa yang secara rutin, bahkan secara tiba – tiba banjir membuat ketakutan serta membuat repot masyarakat.
“Selain sudah bertahun – tahun banjir dan longsor terjadi secara rutin disaat musim hujan datang. Banjir juga terjadi secara tiba – tiba ketika hujan turun bukan pada musimnya. Contohnya yang menimpa warga Perum Harmoni pada awal Ramadhan, hujan terjadi menjelang berbuka puasa, yang seharusnya masyarakat menikmati buka puasa pertama Ramadhan. Tetapi dihantui dengan rasa takut akan banjir. Benar saja, hujan yang hanya 2 jam saja menyebabkan banjir yang lumayan parah,” Ungkapnya.
“Setelah kejadian tersebut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang bersama Pemerintah Desa (Pemdes) Wadas tidak tinggal diam. Wakil Bupati dan Kades Wadas kembali menggelar rapat diaula kantor Desa Wadas pada 16 April 2021 pekan lalu, dan mengundang secara resmi semua pihak kawasan,” Jelas Hairani.
“Namun lagi dan lagi, Pemkab Karawang dan Pemdes Wadas harus menelan rasa kecewa. Karena yang hadir dari pihak kawasan bukan decision maker atau penentu kebijakan, sehingga rapat pada waktu itu tidak menghasilkan keputusan konkret yang mengarah pada action dari kawasan industri. Seperti biasa dan seperti yang sudah – sudah, perwakilan kawasan yang hadir baru akan menyampaikan kembali kepada decision maker,” Sesalnya.
“Atas dasar dasar itu lah, masyarakat merasa jengah dan sampai pada titik kulminasi. Sehingga dianggap perlu untuk melakukan aksi unjuk rasa. Tidak ada hal lain yang masyarakat inginkan, kecuali terlepasnya dari penderitaan yang disebabkan oleh dampak Kali Kalapa. Ada pun tuntutan aksi masyarakat, meminta pihak kawasan industri bergerak cepat melakukan action bersama Pemkab Karawang,” Pungkasnya. (Riandi & Rekan)