BINews || Jabar – Karawang,- Banjir di Kabupaten Karawang tahun 2021 setinggi 70 cm hingga 3 meter yang melanda 33 Desa di 15 Kecamatan, menjadikan banjir terparah yang terjadi dibandingkan dengan banjir di tahun 2010.
Karena intensitas curah hujan yang tinggi sehingga sungai di Karawang yang meluap, diantaranya sungai Citarum, Cibeet, Cikaranggelam, Cikareteg dan Sungai Cilamaya. Data yang diperoleh, sebanyak 14.754 KK atau 52.527 jiwa di Karawang dilaporkan terdampak bencana banjir. Sementara warga yang mengungsi mencapai 3.393 KK atau 19.092 jiwa.
“Awal tahun 2021 hingga beberapa hari belakang ini Karawang dilanda banjir yang dasyat disertai tanah longsor tapi hingga hari ini saya melihat bantuan pemkab Karawang kepada warga yg terkena bencana alam lebih banyak dalam bentuk mie instan lalu stock beras tersebut untuk apa yach?” tanya Natala Sumedha anggota DPRD Kab. Karawang dari fraksi PDI Perjuangan. Jumat, 26 Februari 2021.
Natala juga mengingatkan masalah Pemda Karawang dulu beri beras berkutu saat Awal pandemi Covid-19. “Pada 13 Mei 2020 komisi 2 DPRD Kabupaten Karawang pernah sidak masalah beras berkutu yg ada di Gudang Bulog saat itu ramai berbagai berita media cetak, media electronik dan berita online memberitakan Pemda Karawang kasih beras berkutu saat Awal Covid19, dan ketika itu stock cadangan beras melimpah ruah,”
“Yah jangan di simpan terus dong nanti berkutu lagi lho! Malu ich Karawang lumbung padi tapi ketika bencana alam warga Karawang lebih banyak diberi Mie Instan. Padahal dalam kondisi pandemi ini warga harus diberi asupan yang baik. Turun atuh lihat warga yg terkena musibah jangan hanya aktif turun ketika di saat Pilkada aja,” sindir Natala.
“Malah yg ramai di media beberapa hari ini mengakui kesalahan pengelolaan, tapi menyalahkan pemerintah daerah yg dulu. Lalu selama ini kenapa tidak dikoreksi dan diperbaiki kebijakan yg ada?” tutup Natala. ( Riandi & Rekan)