Pemkab Batu Bata Harus Perhatikan Aspek Lingkungan Di kawasan Pantai Sejarah.

Dibaca : 240

BINEWS II Sumut, Kab Batu Bara – Terkait adanya pro kontra di kawasan Pantai Perupuk Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Batu Bara Ismar Khomri angkat bicara

 

Ismar Khomri dengan tegas menyatakan dukungannya terhadap pembangunan di kawasan pantai Sejarah Desa Perupuk Kecamatan Lima Puluh Pesisir Kabupaten Batu Bara guna meningkatkan perekonomian masyarakat

Pernyataan itu diungkapkannya Selasa, (01/12/2020) petang menjawab wartawan perihal pembangunan di Pantai Perupuk yang menimbulkan pro kontra.

 

Tokoh Politisi muda Golkar tersebut minta Pemerintah Kabupaten Batu Bara harus perhatikan juga aspek lingkungannya. Apa nanti dampak yang akan ditimbulkan dari bentuk aktivitas atau kegiatan di kawasan Pantai Sejarah tersebut

 

Ditegaskan Ismar Khomri, “Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan Pemerintah Kabupaten Batu Bara dalam pembangunan di kawasan Pantai Sejarah Desa Perupuk yakni aspek sosial, aspek ekonomi dan aspek lingkungan karena terhadap ketiga aspek ini, pemerintah harus membuat studi atau kajian agar pembangunan di kawasan Pantai Sejarah tidak menimbulkan permasalahan” ungkapnya

 

“Pembangunan dan lingkungan sudah selayaknya berjalan beriringan dan harmonis. maka diperlukan studi atau kajian yang tepat mengenai efek atau dampak yang timbul akibat pembangunan itu”, terang Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Batu Bara itu.

Menurut Ismar Khomri, salah satu studi atau kajian yang penting dilakukan adalah studi lingkungan. Sebagaimana diketahui, kawasan Pantai Sejarah di Desa Perupuk sebahagian wilayahnya diklaim sebagai hutan mangrove (bakau)” tuturnya.

 

“Selain mencegah erosi dan abrasi pantai, manfaat hutan mangrove juga sebagai tempat hidup dan sumber makanan bagi beberapa jenis satwa.maka Studi atau kajian lingkungan penting dilakukan dalam pembangunan khususnya di kawasan pantai. Apa dampak yang ditimbulkan dari pembangunan terhadap lingkungan. misalnya terhadap hutan mangrove serta satwa yang menjadikan hutan mangrove sebagai sumber makanan”, tandas Ismar mengakhiri.

 

(Supriadi)