BINEWS || Kab.Toba — Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI menyorot tingginya potensi wisata Danau Toba yang belum tergarap maksimal. Salah satunya dari sisi kesadaran masyarakat membangun iklim wisata.
Membangun sadar wisata secara komprehensif (menyeluruh) menjadi keharusan untuk memajukan wisata Danau Toba,” ungkap Dewan Pakar DPP KMDT Prof Dr Robert Sibarani M.S, dalam acara menjadi kawasan Danau Toba sebagai tempat wisata sadar hukum dan Peresmian Kantor Hukum DPP KMDT penandatangan memorandum of understanding (MOU), di Pantai Pasifik, Porsea, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, Kamis (15/10/2020) sekira pukul 13.00 Wib
“Kerja sama membangun sadar wisata tidaklah gampang. Dalam kerangka membangunnya secara komprehensif, dibutuhkan peran tiga elemen penting, yakni, pemerintah, tokoh adat dan gereja,” tandasnya.
Dalam kegiatan ini di bagi dua acara yakni Peresmian Kantor hukum DPP KMDT penandatangan memorandum of understanding (MOU) di Desa Sariburaja, Kabupaten Toba dan Dialog Interaktif di Pantai Pasifik, Porsea, Kabupaten Toba.
Beberapa tokoh penting dalam bidang pariwisata dan keamanan Kabupaten Toba duduk bersama dalam sebuah acara dialog interaktif membahas tentang situasi objek wisata Danau Toba khususny di Kabupaten Toba dan rencana pengembangan objek wisata di masa mendatang.
Dipandu langsung oleh Moderator dalam dialog interaktif menjadi kawasan Danau Toba sebagai tempat wisata sadar hukum Dewan Pakar DPP KMDT Prof Dr Robert Sibarani M.S, Kajari Kabupaten Toba Robinson Sitorus SH, Dewan Pakar SDM KMDT Sihol Situngkir, Dewan Penasehat KMDT Irjen Pol (P) Daniel Pasaribu, Ketua umum DPP KMDT St.Edison Manurung SH MM
Dialog tersebut membahas mengenai perkembangan pariwisata Danau Toba serta langkah-langkah yang akan dilakukan untuk pariwisata Danau Toba yang lebih baik serta lingkungan sekitarnya. Robert Sibarani mengatakan bahwa saat ini beberapa wisata yang akan dikembangkan diantaranya wisata budaya, wisata alam, dan wisata religi. Harapan kedepannya ekonomi kreatif di khususnya di kabupaten Toba dapat dikembangkan.
Lebih lanjut, Robert Sibarani juga berharap pariwisata di Kabupaten Toba dapat terus dikembangkan dengan dukungan infrastruktur dan kuliner yang semakin beragam. Selain itu, masyarakat juga diharapkan ikut andil dalam mendukung perkembangan pariwisata dengan salam sapa sebagai bentuk keramahan warga Danau Toba, pemerintah pun juga harus lebih gencar dalam mempromosikan pariwisatanya.
Warga memiliki peran penting menjadi tuan rumah yang baik dan mendorong terciptanya destinasi yang kondusif bagi tumbuh kembang kepariwisataan di daerah.
Masyarakat belum seluruhnya bisa ikut membangun iklim wisata. “Potensi wisata di Kabupaten Toba ini sangat besar, apalagi termasuk wilayah penyokong seperti Kaldera Geopark yang sudah di akui oleh UNESCO yang jadi satu dari sepuluh destinasi prioritas nasional,” tambahnya.
Robert Sibarani menegaskan, ada tiga hal yang perlu dilakukan oleh tiga pemerintah kabupaten (pemkab) Toba. Yakni “Something to Do, Something to See, dan Something to Buy”. Uraiannya, wisatawan harus punya jujukan yang akan dilakukan di Kota Malang.
Misalnya pusat-pusat kerajinan, pusat seni budaya, tantangan (adventure), dan lain-lain. Sesuatu yang dilihat atau dinikmati, baik itu event, pameran, pertunjukan seni, festival dan lainnya. Sementara sesuatu yang dibeli, contohnya pusat oleh-oleh, kerajinan tangan, dan kuliner.
Oleh karena itu, lanjut Robert Sibarani mengharapkan para pemangku kepentingan dapat mencitrakan kawasan Danau Toba sebagai kawasan yang aman dari Covid-19 supaya wisatawan berdatangan meski tetap memerlukan kesiapsiagaan protokol kesehatan dilakukan.
Dalam kegiatan tersebut berbagai macam hal yang berkaitan kasus-kasus pelanggaran hukum disampaikan oleh Kajari Kabupaten Toba Robinson Sitorus khususnya terhadap kenyamanan wisatawan yang berkunjung di Kabupaten Toba.
(Daniel M)